Rabu, 17 September 2008

Melihat dengan Penglihatan

Setiap manusia memiliki panca indra ini, mata..
Mata yang kami maksud bukan mata yang berbentuk bulat dengan hitam di tengah di kepala, malainkan mata untuk "melihat". Maaf, tapi teman-teman tuna netra pun memiliki mata.
Manusia belajar dengan konsep keingin tahuan, ketika sudah tahu, maka manusia cendrung merasa lebih mengerti. padahal seorang anak kecil sering bertanya mengenai sesuatu hal lebih "dalam" mengenai hal tersebut.
Sebagai contoh, ketika ada seorang memberi uang pada peminta-minta, anak kecil merespon dengan bertanya. Kenapa Orang itu ko dikasih uang? si ibu/bapak menjelaskan, orang itu "baik". Kemudian si anak bertanya kembali, "pah/mah, baik itu apa"?. Si ibu atau bapak tidak bisa menjelaskan dengan jelas mengenai hal tersebut. sehingga hanya berkata, "baik itu kalau kita memberi. seiring perjalanan hidupnya, jawaban mengenai kata "baik" ini berkembang dengan pesatnya sehingga si anak mengetahui "baik" tersebut relatif terhadap kondisi dan sudut pandang.
Apakah si anak dapat melihat "baik" dalam arti sebenarnya atau tidak bergantung dari tiga hal, yaitu, Latar belakang, Ilmu Pengetahuan yang dia miliki dan pengalaman yang dia miliki.
Pernahkah anda mencoba melakukan kontemplasi/perenungan mengenai arti satu kata ini?! Mampukah seseorang melihat dengan penglihatannya sendiri mengenai sesuatu hal, atau sebenarnya mereka melihat melalui mata orang lain, sehingga tidak terlihat nilai nilai kebenaran yang hakiki yang datang dari dalam dirinya.(Seperti anak kecil tadi)
Kasihan rasanya bila banyak anak kecil diluar sana, umurnya sudah lebih dari 25 tahun. apa yang mereka pelajari selama ini tidak berusaha melihat dengan "mata" yang dia miliki, dengan "penglihatan" yang dianugrahkan tuhan.